Judul Buku : Drunken Marmut
Penulis : Pidi Baiq
Warna kulit : Sawo matang
Warna rambut : Hitam
Tinggi : 155 sentimeter
Jumlah gigi : 35 buah
Kelakuan : Baik
Jabatan : Imam besar The
Panasdalam
Hobbi : Beribadat kepada Tuhan
yang maha esa
Kesan dan Pesan hidup di bumi :
Menyenangkan dan berbahagialah
Binatang favorit : Heina, Luwak,
Sigung, dan Tonggeret
Makanan pokok : Nasi
No.PIN ATM : 563854
Agama : Islam
Jenis suara : Mezosopran
Kabar : Allhamdulillah sehat
Golongan darah : O
Penerbit : DAR Mizan
Tebal : 204 halaman, paperback
Cetakan Pertama : Agustus 2009
Novel
yang di adaptasi dari kehidupan nyata sang penulis ini membuat saya
terkagum-kagum, karena kekonyolan yang tidak biasa. Hampir semua novel karya
Pidi Baiq itu bagus-bagus, mungkin saya salah satu penggemarnya.
Cara
penulisannya dan penyampaian di dalam novel ini juga sangat bagus sehingga akan
membuat setiap pembacanya akan senang dan tertawa. Selalu mempunyai ide-ide
gila cerita yang di sajikan. Leluconnya
selalu ia buat dengan serius. Ini adalah salah satu karyanya, drunken marmut.
Judul diangkat dari salah satu judul cerita di dalam buku. Mengisahkan tentang
seekor marmut yang dipelihara di taman halaman rumah, namun ternyata merusak
keindahan taman. Demi tidak terkena marah, mungkin sudah terkena marah sang istri
dimintalah ia untuk menyingkirkan marmut itu.
“Pokoknya,
besok harus dibuang!”
“Iya…”
“Iya…”
“Tidak
ada alasan!”
“Marmut
kan nggak tahu kalau itu taman,” kata saya membela diri
“Pemiliknya,
kan, tahu,” kata dia.
“Allah
memang Mahatahu,” Saya langsung suka momen dialog yang membahas ketuhanan
seperti ini
“Allah
apa?” dia tanya.
“Sang
Maha Pemilik?”
“Apa?
Bukan Allah!” katanya. “Yang beli marmutnya.”
“Oh
….”
“Yang
beli marmutnya, kan, tahu.” (hal 36-37)
Selain
itu terdapat cerita-cerita lain seperti : Oh Pram, Drunken Marmut, Pacar Magang, Mencatat Sate,
Linglung Hansip, Binatang Tip, Keliling Awug, Swara Kamar, Lari Pagi
Philiphina, Malaysia HUT RI, SMA Berseragam, Warnet Bugil, Kereta Terowong,
Pendidikan Sejarah Perjuangan The Panasdalam, Pengemis Bunda dan Sulap Helm.
Seluruh kisah tersebut berasal dari
kehidupan sehari-hari Pidi Baiq, dan selalu mempunya suatu arti atau maksud
yang dia sajikan. Contohnya di mencatat sate (hal 61), dia ingin selalu akrab terhadap
orang lain termasuk tukang sate. Mungkin orang akan menganggapnya aneh atau pun
gila, tetapi itu membuat orang lain akan semakin akrab bahkan semakin terasa
dalam berinteraksi.
Bahkan di cerita linglung hansip, dia
seakan-akan lupa ingatan. Semua itu ia lakukan semata-mata ingin lebih dekat
dengan tetangganya atau pun bersosialisasi. Mungkin di kesehariannya semua yang
ada di dunia ini, ingin di jadikan teman oleh Pidi Baiq.
Hampir di seluruh bagian ceritanya,
Pidi baiq terkenal mudah dekat dengan siapa saja termasuk orang yang baru
dikenalnya. Ini membuat pesan bahwa kita lebih baik banyak teman dari pada
banyak musuh, dan juga memberikan edukasi terhadap anak-anak agar lebih
semangat terhadap apa yang dikerjakan. Cerita tersebut di sajikan di dalam
cerita Drunken Marmut dan Malaysia HUT RI (hal 35 dan 129).
#Sabtulis

Comments
Post a Comment