Skip to main content

KELUAR DARI ZONA NYAMAN

         Nama saya Aksan Qomarullah jenis kelamin laki-laki, hidup di Bumi sama seperti
nabi Adam. Saya lahir ketika dua burung merpati putih berpasangan, menghampiri rumah nenek saya dan mengibas-ibaskan ekor.
Saya lahir di Jepara pada tanggal 24 Juni 1998, tepat terjadinya Reformasi, mungkin Suharto mundur di karenakan saya datang ke Bumi. Saat ini saya tinggal di Kebon Jeruk baru, tempat yang dimana nama dan fakta berlainan.
         Sabtu 1 Juni 2013, pengumuman hasil ujian nasional sekolah menengah petama (SMP). Inilah momen-momen yang tidak saya sukai, karena saya harus berpisah dengan teman-teman seperjuangan saya. Kami harus terpaksa berpisah karena fase seleksi Alam, kami percaya setiap hubungan pasti akan berpisah entah karena kembali kepada yang maha kuasa atau berpisah karena harus menggapai cita-cita. 
                                                   
 "Hidup ini bagai naik sepeda
   Untuk tetap bisa berada 
   Di dalam keseimbangan,
   Kau harus terus bergerak"
   -Einstein
     
           Setelah pengumuman kelulusan dan saya dinyatakan lulus, saya merasa makin gelisah, di karenakan nem atau hasil ujian saya tidak memuaskan. Setelah menghadiri acara pelepasan, saya langsung kembali kerumah, tiba-tiba ibu saya bertanya: "kenapa sedih? bukannya senang karena sudah lulus",
"itu nem aku tidak sesuai yang diharapkan"jawab saya,
"yaudah jangan sedih, sekolah dimana saja sama tergantung kitanya mau menjalaninya atau tidak" terang ibu dengan bahasa Jawanya,
"iya bu" jawab saya .
Setelah meratapi dan pikiran saya tenang, saya mulai mencari informasi sekolah swasta yang terdekat terlebih dahulu, semakin saya telusuri semakin membuat saya bingung, entah apa yang membuat pikiran saya tidak mempunyai tujuan yang jelas.
           Akhirnya saya mendaftar di sekolah swasta  yang tidak jauh dengan rumah saya, kira-kira 10 menit untuk pergi kesana. Saya pergi ditemani oleh kakak saya , setelah saya masuk dan mengikuti test formalitas, saya merasakan ketidaknyamanan ketika pertama kali masuk kelas. saya berubah pikiran dan ingin mengurungkan niat saya untuk melakukan pendaftaran, tetapi setelah saya berbincang dengan kakak saya, kakak saya berkata: "memangnya kenapa tidak jadi?",
"sekolah ini sangat komplet jadi tidak cocok dengan aku"jawab saya,
 "komplet gimana?"kakak saya bertanya dengan bingung,
"iya, kan sekolah ini kalo mau ke akhirat komplet soalnya didepan sekolah ini ada rumah sakit, lalu sebelah rumah sakit ada masjid terus disebelahnya lagi ada makam, nah kalo ada siswa ini yang kenapa-kenapa bisa langsung dirawat terus kalo gak tertolong langsung disholatin abis itu di makamin "terang saya,
"haha jangan bilang gitu"jawab dia,
           lalu kakak saya pergi untuk membatalkan pendaftaran, tetapi ada suatu kendala, ternyata kakak saya telah membayar kan uang bulanannya, jadi mau tidak mau harus dipotong beberapa persen untuk sumbangan, kata petugas tata usaha disekolah ini. Akhirnya kami kembali pulang untuk meminta saran kepada kedua orang tua kami, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar disekolah yang lain dengan lokasi yang tidak begitu jauh dan letaknya strategis dan membatalkan sekolah akhirat itu. Pada hari berikutnya saya dan ayah saya pergi menuju ke sekolah yang kami bicarakan kemarin, kami bertemu pengurus tata usaha yang bernama bapak jarot, setelah itu saya mengikuti test masuk sekolah ini. Hampir semua sekolah menerapkan test masuk yang bersifat formalitas, yang menurut saya itu tidak perlu karena hanya sebuah test yang tidak menentukan sesuatu.
            Setelah melewati pemilihan sekolah yang begitu rumit, akhirnya sekolah sudah mulai masuk dan inilah masa-masa penyesuaian dalam lingkungan yang baru. Beberapa hari kemudian di adakan pemilihan kelas jurusan, terdapat 2 pilihan, yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, test ini yang akan menentukan kelas apa yang cocok dengan kemampuan siswa. Pengumuman kelas telah di umumkan, saya masuk di kelas ipa, menurut kerabat dekat saya, ipa itu pelajarannya banyak yang susah, jadi banyak yang menyarankan saya untuk serius dalam belajar, saya menerima saran mereka.
            Beberapa hari kemudian saya mendapatkan info dari teman kelas saya, yang bernama Mamalia jenis panda, mamalia berkata: "eh san, masa kata zaitun (zaitun adalah sahabat mamalia dia bersekolah di sekolah akhirat dan pada akhirnya pindah) nama lu ada di sekolah akhirat deh, kok bisa ya? kan lu ada disini",
 "oh itu kembaran gue"jawab saya,
 "seriusan san"tanya kembali,
"eh engga lah, jadi gue waktu itu daftar disana duluan tapi dibatalin" jelas saya,
"oh gitu, pantes katanya nama lu waktu mos (masa orientasi sekolah) di panggil mulu, katanya ini bolos apa sakit"dia kembali menjawab,
"haha hebat kan gue"saya menjawab.
            Mungkin itu adalah pengalaman yang rumit untuk saya, karena harus bimbang untuk memilih sekolah yang dituju dengan nem yang pas-pasan. Ini mungkin kesalahan saya karena masih takut untuk keluar dari zona nyaman dan terjadinya kebingungan setiap saat.
       
"Kebingungan membuat orang 
kehilangan akal
kebingungan layaknya air diatas daun talas
tidak mempunyai pendirian yang tetap
terombang-ambing
kesana-kemari
dan tidak punya jati diri"
       
         Disekolah ini saya mulai akrab dengan teman satu angkatan dan mulai melakukan aktivitas diluar sekolah selayaknya anak-anak sma yang lain.
Beberapa bulan kemudian saya mengobrol dengan teman satu kelas saya, teman saya bercerita kalo dia mulai tidak betah, katanya sekolah ini berbeda dengan sma yang lain, entah apa maksudnya tetapi saya juga mulai berpikir demikian. Dengan berjalannya waktu, satu persatu teman sekelas saya banyak yang pindah mulai dari teman dekat saya sampai ke ketua kelas kami, mulailah kelas ini terasa sepi dan hampa, padahal saya baru merasa akrab dengan lingkungan dan teman saya, setelah berkurangnya personil kelas kami dan ketua kelas, Saya di tunjuk sebagai wakil ketua kelas menggantikan wakil yang sebelumnya, karena jadi ketua kelas.
           Pada suatu hari, akan ada pemilihan untuk mewakili OSN (Olimpiade sains nasional)  untuk tingkat wilayah Jakarta barat, saya di pilih oleh ibu Teteh,
dia adalah guru Biologi: "Aksan, kamu mau ikut osn gak?"tanya beliau,
"kapan bu? tapi saya kan gabisa"jawab saya,
"nanti, kamu ikut aja buat wakilin sekolah ini"tegas dia,
"oh yaudah bu teteh"saya kembali menjawab.
Sebenarnya osn itu untuk menambah wawasan kita, walaupun tidak mendapat peringkat tetapi menambah pengalaman buat kita yang mengikuti osn.
             Saya adalah siswa yang biasa-biasa saja, saya tidak pintar dan tidak terlalu bodoh, saya ikut osn bukan berarti saya pintar, saya juga bukan murid yang nakal, tapi itu tergantung anda memandang saya dan definisi arti nakal buat anda seperti apa. Suatu hari guru BK (Bimbingan Konseling) saya sering telat untuk mengajar kelas saya, mungkin karena sedang banyak tugas atau pergi itu hak dia,
tetapi keseringan juga membuat saya jenuh karena pelajarannya yang hanya banyak mendengarkan.
Ketika pelajarannya tiba, dia tidak kunjung datang, saya mulai jenuh dan saya pulang pada waktu jam pulang sekolah belum usai, mungkin masih sekitar 30 menit lagi baru akan pulang, saya pulang tidak sendiri melainkan bersama teman laki-laki kelas saya, yang berjumlah 3 orang (karena yang lainnya sudah pindah) kami langsung pulang tanpa berpesan kepada siapa pun, saya sadar itu perbuatan salah, tetapi saya mempunyai alasan.
             Ketika seorang siswa terlambat datang, mereka akan terkena hukuman tetapi ketika seorang guru sering terlambat masuk, kami harus memakluminya, apa mungkin seorang guru memberi contoh yang tidak baik? padahal satu guru lebih berharga dari pada 5 orang murid yang terlambat, karena satu guru bisa memberikan ilmu sedangkan 5 murid hanya bisa absen. Satu minggu kemudian, kami di usir waktu pelajaran BK karena perbuatan kami yang minggu lalu, saya memaklumi dan saya siap bertanggung jawab atas apa yang saya perbuat, dia sangat marah dan tatapannya bagaikan harimau yang mau menerkam tanpa banyak berbicara dan memberi waktu untuk saya menjelaskannya.
             Dengan berkurangnya saingan di dalam kelas, saya mulai bosan untuk masuk kelas, pada akhirnya saya sering tidak masuk sekolah dan pergi dengan teman rumah saya yang bernama Barat, dia anak smk di daerah Jakarta selatan, Barat juga seumur saya. Beberapa hari kemudian saya di panggil oleh wali kelas saya yang bernama bapak Angin, dia itu lucu kaya Chaplin dan sangat baik dan jarang sekali marah yang ada hanya keramahnnya saja, dia berkata:
 "Aksan kenapa jarang masuk? dinas dimana kamu? ia bertanya,
"ah bapak bisa aja" saya menjawab dan tertawa,
"iya terus kemana?" tanya kembali,
"saya waktu itu tidak enak badan pak" saya jawab dengan berbohong,
"sakit apa? kenapa tidak ngasih kabar?" dia mulai penasaran,
"ohiya saya lupa pak" saya beralasan,
"ah boongkan kamu, nanti kalo kamu sering gak masuk orang tua kamu saya suruh kesini" tegas ia,
"iya pak, maaf" jawab saya kembali

"Kejenuhan membuat aku
 seperti di tahanan 
 yang hanya ingin 
kebebasan dan keramaian
kejenuhan layaknya 
pohon yang di terpa angin 
yang ada hanya keinginan,
kenginan untuk bebas dan pergi"

              Beberapa hari kemudian saya terlambat datang, dan seperti biasa kami yang terlambat harus di hukum terlebih dahulu, seperti bersih-bersih dan menulis kaligrafi, sebenarnya ini adalah momen yang menyenangkan karena kebersamaan dengan teman-teman atau pun melatih tangan untuk giat menulis. Pada suatu hari saya harus di hukum, bukan karena terlambat melainkan karena saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah, waktu itu pelajaran kimia, saya harus rela di hukum dari pada berbohong, karena mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah, saya selalu mempunyai prinsip, bila kita melakukan suatu kesalahan maka kita harus berani bertanggung jawab bukan menghindarinya ataupun menghalalkan berbagai cara untuk menutupi kesalahan.
             Setelah beberapa hari, saya mendapatkan surat dan di panggil untuk menghadap ke BK, saya di introgasi kenapa kehadiran saya selama dua bulan dibawah 80%, setelah itu saya pulang untuk memberikan surat panggilan orang tua, dan saya hanya bisa diam ketika orang tua saya bertanya dengan saya kenapa jarang masuk dan saya mulai di awasi dengan ketat, saya sering tidak masuk sekolah bukan karena saya tidak akrab dengan teman-teman saya melainkan saya jenuh karena teman sekelas saya berkurang. Akhirnya saya berbicara jujur kepada orang tua saya, saya ingin pindah sekolah, saya beralasan kalo saya tidak betah dan sudah tidak nyaman, ketika itu orang tua saya hanya diam tanpa menjawab sekata pun. 
            Suatu hari ada tugas kerajinan tangan, saya mendapatkan tugas dengan teman saya yang bernama Mars, Mars selalu bersama saya karena satu kelas, Mars saya ajak untuk membuat tugas tetapi dia hanya santai menjawab "ayo kapan",
 "jangan ayo - ayo aja nanti Belanda dateng lagi" terang saya.
Sampai akhirnya jadwal untuk mengumpulkan tugas berakhir kami pun tidak jadi mengumpulkan tugas, ini adalah masalah buat saya karena nilai pelajaran saya harus mendapatkan c karena tidak mengerjakan tugas, ini membuat saya belajar untuk tidak menyia-nyiakan waktu

"Masa-masa SMA 
adalah masa mencari jati diri
entah menjadi pribadi yang baik atau buruk
seseorang hanya tinggal memilihnya
dan menjalaninya"
              
           Saya kembali mendapatkan panggilan kali ini dari kepala sekolah, saya diminta untuk terus hadir kalo mau terus bersekolah di sini, saya hanya bisa pasrah, mungkin ini adalah masa pencarian jati diri, karena kata kakak saya, masa sma adalah masa di mana laki-laki menjadi nakal dan tidak teratur karena faktor alam dan lingkungan, setelah itu saya menceritakan kepada kakak saya, saya tidak berani kepada orang tua langsung, karena takut mereka kecewa, tetapi saya menyampaikan bahwa saya ingin pindah dan keluar dari zona nyaman ini.
          Akhirnya mereka setuju karena mendengar cerita kakak saya kalo saya sudah mendapatkan panggilan dari kepala sekolah, lalu saya berjanji untuk tidak pulang larut malam dan akan memperbaiki kesalahan-kesalahan saya yang pernah saya lakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja dan akhirnya orang tua saya mendoakan saya agar lebih dewasa dalam mengambil keputusan, pada saat itu saya sama seperti anak remaja yang lainnya bermain di dekat rumah saya sampai larut malam, entah kenapa saya merasa nyaman walapun hanya bermain catur ataupun kartu dan bercerita tentang masa depan apa yang akan saya dan teman-teman saya capai, saya nyaman dengan teman-teman saya karena mereka sudah dari kecil bermain dan berkumpul bersama saya. 
               Beberapa hari kemudian saya merencanakan sesuatu kepada Barat teman rumah saya, untuk menggambar sesuatu di sekolah saya, tetapi nanti kalo saya tidak jadi pindah atau ketika saya lulus, tetapi semua itu saya urungkan karena saya akhirnya pindah sekolah, saya pindah ke sekolah negeri yang letaknya jauh dari kediaman saya, kurang lebih 30 menit dengan mengendarai sepeda motor, sebelumnya saya ikut test di sekolah favorit saya di daerah cidodol jakarta selatan tetapi saya tidak lolos test untuk pindah ke sma tersebut. Setelah itu saya mengurus dan berpamitan kepada guru-guru saya dan teman-teman saya, saya meminta maaf terlebih dahulu kepada guru yang mungkin sering marah terhadap saya atau yang saya buat  jengkel, saya bertemu wakil kepala sekolah, dia juga guru sejarah saya, dia bernama ibu Mamah, dia berkata: "aksan semoga sukses di sekolah barunya jangan bolos-bolos lagi ya, ohiya satu lagi di mana bumi di pijak di situ langit di junjung", 
"apa artinya bu?"tanya saya, 
"kamu harus mengikuti peraturan di sekolah baru, dan jangan melupakan kebiasaan baik kamu selama di sini dan tinggalin yang buruk-buruk"jelas ibu Mamah,
"iya bu pasti, makasih bu"jawab saya terharu,
"iya sama-sama"jawab ibu Mamah
             Ini adalah momen kepindahan saya yang kedua kalinya, yang pertama waktu ketika di Sekolah Menengah Pertama lalu sekarang, mungkin hidup saya terus berpindah-pindah dan selalu keluar dari zona nyaman, saya selalu mengambil intisari dari kesalahan saya, maupun dari kisah hidup saya atau orang lain karena sekecil apa masalah, pasti ada pembelajaran yang berharga, maka dari itu Allah memberi kita cobaan.
             Dari kisah saya diatas, pelajaran yang saya ambil adalah jangan salah memilih jalan karena hidup ini bukan untuk kesenangan semata dan setiap kesalahan harus berani mengambil resiko atau pertanggung jawabannya, dan setiap manusia pasti mengalami yang namanya seleksi alam dan perubahan-perubahan terhadap hidupnya mau baik atau buruk kita harus menjalaninya dengan baik dan yang terakhir jangan sia-sia kan waktu, karena waktu sangat berharga, terlambat sekali maka akan terlambat terus-menerus, itulah cerita saya keluar dari zona nyaman mungkin bisa menjadi pembelajaran untuk saya dan orang lain yang membaca, mohon maaf apa bila ada salah-salah kata,nama dan tempat mohon di maafkan karena saya hanya ingin berbagi sebuah kisah saya, terima kasih. 


#sabtulis             


Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS DRUNKEN MARMUT

Judul Buku : Drunken Marmut Penulis : Pidi Baiq Warna kulit : Sawo matang Warna rambut : Hitam Tinggi : 155 sentimeter Jumlah gigi : 35 buah Kelakuan : Baik Jabatan : Imam besar The Panasdalam Hobbi : Beribadat kepada Tuhan yang maha esa Kesan dan Pesan hidup di bumi : Menyenangkan dan berbahagialah Binatang favorit : Heina, Luwak, Sigung, dan Tonggeret Makanan pokok : Nasi No.PIN ATM : 563854 Agama : Islam Jenis suara : Mezosopran Kabar : Allhamdulillah sehat Golongan darah : O Penerbit : DAR Mizan Tebal : 204 halaman, paperback Cetakan Pertama : Agustus 2009             Novel yang di adaptasi dari kehidupan nyata sang penulis ini membuat saya terkagum-kagum, karena kekonyolan yang tidak biasa. Hampir semua novel karya Pidi Baiq itu bagus-bagus, mungkin saya salah satu penggemarnya.                    ...

AUDIT SISTEM INFORMASI

Nama : Aksan Qomarullah Npm  : 10116472 Kelas : 4KA19 1.  Sebutkan dan Jelaskan bahaya-bahaya risiko yang dimiliki Sistem Informasi? Menurut Hughes (2006, p36) dalam penggunaan teknologi informasi berisiko terhadap kehilangan informasi dan pemulihannya tercakup dalam 6 kategori, yaitu: Keamanan . Risiko yang informasinya diubah atau digunakan oleh orang yang tidak berwenang. Misalnya saja kejahatan komputer, kebocoran internal dan terorisme cyber. Ketersediaan . Risiko yang datanya tidak dapat diakses setelah kegagalan sistem, karena kesalahan manusia (human error), perubahan konfigurasi, dan kurangnya penggunaan arsitektur .  Daya Pulih . Risiko dimana informasi yang diperlukan tidak dapat dipulihkan dalam waktu yang cukup, setelah terjadinya kegagalan dalam perangkat lunak atau keras,ancaman eksternal, atau bencana alam Performa . Risiko dimana informasi tidak tersedia saat diperlukan, yang diakibatkan oleh arsitektur terdistribu...

BAJINGAN YANG MENEBAS JARAK

OPINI LIAR 1. Masalahmu sebenarnya sudah menunggu di depan, cuman kau masih terjebak pada masalah yang sebelumnya. Makanya masalahmu jadi menumpuk. (AQ)   2. Sekarang, Jakarta sedang menjadi dirinya sendiri Bersama ciri khasnya yang asli bergerak ke tempat ternyaman.  (AQ)   3. Bersyukur untuk membuat diri nikmat. Pasrah untuk membuat diri kalah. Harus percaya, bahwa keberanian adalah segalanya. (AQ)   4. Kalo suka jgn mendewakan Kalo tidak suka jgn membenci Hidup harus adil jgn egois   (AQ) 5. Orang yang bunuh diri bukannya ingin mengakhiri masalah, tetapi ingin masalahnya tidak terlalu menyebar kemana-mana.  (AQ)   6. Orang tak harus cocok denganku , Kalo semua orang cocok nanti malah bercocok tanam.   (AQ) 7. Orang yg matanya minus gitu ya cara pandang nya negatif mulu. (AQ)   8. Wanita itu enak selalu masuk cerita sejarah Contohnya "nenek moyang gue dulu" (AQ)   9. Saya tidak pe...