Pertama-tama saya ucapkan selamat hari pendidikan yang
jatuh pada 2 mei kemarin. Pendidikan sangat
penting bagi kemajuan sebuah bangsa, karakter sebuah Bangsa dibentuk melalui
pendidikan. Tetapi pendidikan kita tidak mengalami kemajuan yang pesat,
walaupun dalam setiap olimpiade sains internasional dan olimpiade matematika
kita berhasil menjadi juara. Semua itu tidak membuat pendidikan kita menjadi
yang terbaik di dunia.
Tanpa kita sadari,
pendidikan kita hanya tertuju pada nilai semata, bukan kepada kemampuan
pribadinya. Terlalu menjadi momok yang menakutkan, karena anak dipaksakan harus
mengikuti serta bisa di semua mata pelajaran. Tanpa melihat kemampuan seorang
anak tersebut, serta meninggalkan kemampuan atau bakatnya.
Pendidikan kita juga
lebih banyak mengajarkan kemampuan individu, bukan kerja sama tim. Padahal di
dunia kerja nanti, banyak dibutuhkan bekerja dalam sebuah tim. Banyak dari kita
beranggapan bahwa, seseorang yang mampu matematika adalah anak yang pandai.
Sedangkan anak yang tidak bisa matematika adalah anak yang bodoh. Maka sebab
itu banyak anak yang lebih mementingkan nilai, serta melakukan berbagai cara untuk
terlihat bahwa dia pintar.
Pada suatu ketika, ada
anak TK yang tidak ingin masuk sekolah, dikarenakan dia malu. Dia malu karena
hanya dirinya sendiri yang belum bisa membaca. Dia beranggapan bahwa dia anak
yang bodoh, karena belum bisa membaca,
sedangkan teman-temannya sudah bisa.
Banyak sekolah dasar di
negara kita, yang mewajibkan siswa baru harus bisa membaca. Makanya banyak TK
yang memaksa anak, untuk bisa membaca. Seharusnya anak-anak di usia itu masih
harus banyak bermain, buat apa dinamakan taman kanak-kanak kalo mewajibkan
harus bisa membaca.
Mungkin pada masa
anak-anak, kemampuannya berbeda-beda. Ada yang sudah bisa membaca terlebih
dahulu, ada juga yang sudah bisa menggambar terlebih dahulu. Sedangkan membacanya
belum bisa, dan ada juga yang bisa berhitung terlebih dahulu, sedangkan yang lainnya belum. Oleh
sebab itu kita jangan pernah memukul sama ratakan setiap orang atau anak, takutnya
anak itu beranggapan, bahwa dia itu bodoh karena tidak bisa melakukan apa yang
orang bisa lakukan.
Sudah bukan hal yang
tabu untuk kita, bahwa di masa remaja atau dewasa banyak dari kita yang salah
memilih jalan. Baik salah memilih pekerjaan bahkan memilih jurusan kuliah.
“Setiap orang itu jenius,
tapi. Jika kita menilai
seekor ikan dari kemampuannya
memanjat pohon, maka itu
akan membuat ia merasa
bodoh sepanjang hidupnya”
-Albert Einstein-
tapi. Jika kita menilai
seekor ikan dari kemampuannya
memanjat pohon, maka itu
akan membuat ia merasa
bodoh sepanjang hidupnya”
-Albert Einstein-
Masalah di pendidikan kita, semuanya harus di standardisasi. Contohnya seperti ujian nasional, padahal setiap anak itu beda-beda dan setiap sekolah juga beda-beda. Kalo lulus harus begini caranya, itu kan tidak adil. Bahkan di Finlandia, yang menentukan lulus tidaknya adalah gurunya. Karena yang mengetahui kemampuan siswanya adalah gurunya yang mengajar bukan ujian nasional.
Ada sebuah contoh di hutan, ketika Tarzan memutuskan pergi kekota karena
ingin menikah dengan manusia. Dia mengadakan pemilihan untuk menggantikkannya,
siapa pun bisa menjadi penerusnya. Dilakukan lah sebuah tes, tes nya adalah siapa
yang dapat bersuara kencang dan dapat di dengar oleh satu hutan, maka dia akan
menjadi raja hutan. Hewan yang pertama adalah Gorila dan bagi Gorila itu adalah
hal yang mudah. Hewan yang kedua adalah Singa, begitu juga dengan Singa itu
adalah hal yang mudah. Hewan yang ketiga adalah Tapir, tetapi Tapir bingung
karena dia tidak bisa bersuara kencang layaknya Gorila dan Singa.
“Bahwa padi,
tidak bisa menjadi jagung,
serta sebaliknya”
-Ki Hajar Dewantara-
tidak bisa menjadi jagung,
serta sebaliknya”
-Ki Hajar Dewantara-
Dari contoh di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa
kita tidak bisa sama ratakan kemampuan atau bakat seseorang, mungkin orang lain
mempunyai kemampuan yang tidak kita bisa. Semoga dengan datangnya hari
pendidikan sistem pendidikan kita berubah, serta pendidikan kita tidak harus
tentang menghafal, karena mengahafal dapat menghilangkan kereativitas dan
semangat belajar. Oleh sebab itu kita harus membuat anak untuk minat pelajaran
bukan menghafal pelajaran.
#Sabtulis
Comments
Post a Comment