TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
DISUSUN OLEH :
-AKSAN QOMARULLAH
(10116472)
-ARSYADA SATRIAWAN (11116107)
-ARSYADA SATRIAWAN (11116107)
-GILBERT KEVIN DION (13116048)
-HOTPIRSON SAMUEL (13116321)
KELAS : 1KA19
NAMA DOSEN : RAMITA
HAPSARI
FAKULTAS : ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN : SISTEM
INFORMASI
MATA KULIAH : ILMU
BUDAYA DASAR

UNIVERSITAS GUNADARMA
SALEMBA 2017
A.Latar Belakang
Disetiap daerah mempunyai simbol pernikahan
yang beranekaragam jenis dan bentuknya dan pastinya memiliki arti tersendiri
serta kepercayaan dari masing-masing adat dan kebudayaan. Kita pasti tahu apa
arti dari simbol pernikahan, yang dimaksud dengan simbol pernikahan adalah
sesuatu hal atau barang yang menjadi ciri khas atau identik dari setiap perayaan
atau resepsi pernikahan dan selalu ada dalam acara pernikahan tersebut. Banyak
yang beranggapan bahwa dari suatu jenis atau macam dari simbol pernikahan itu
pasti berbeda-beda dari kebudayaan ke budaya lainnya. Dalam hal ini saya akan
berbagi pengetahuan mengenai pernikahan dalam adat betawi di Indonesia.
Upacara perkawinan adat Betawi ditandai dengan serangkaian prosesi.Didahului masa perkenalan melalui Mak Comblang.Dilanjutkan lamaran.Pingitan.Upacara siraman.Prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong dengan uang logam yang diapit lalu digunting.Malam pacar, mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.
Puncak adat Betawi adalah Akad nikah.Mempelai wanita memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket.Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong.Dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit menandakan masih gadis saat menikah.Mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, Hem, Jas, serta kopiah.Ditambah baju Gamis berupa Jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai.
C. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN BETAWI
1. Sistem
Mata Pencaharian
Mata pencaharian orang Betawi bisa dibedakan. Antara lain
sebagai berikut :
a. Mereka yang berada
di tengah kota menunjukkan mata pencaharian yang bervariasi, misalnya sebagai
pedagang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, buruh, tukang seperti membuat
meubel.
b. Mereka yang berada
di daerah pinggiran hidup sebagai petani sawah, buah-buahan, pedagang kecil,
memelihara ikan, dan sekarang di antara mereka banyak yang menjadi buruh
pabrik, guru, dan lain-lain.
2. Sistem Iptek
Pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa Orang Betawi
itu malas bekerja, berebut warisan, sering berkelahi, dan lain-lain.Sehingga
mereka dibilang “Ngontrak di Tanah Sendiri”.
Sebenarnya banyak orang- orang Betawi yang sudah sangat
maju dalam hal pendidikan dan cara berpikir karena tersentuh modernisasi oleh
karena itu mereka mempunyai visi yang jelas, tujuan hidup yang pasti dan
berpendidikan.
Sayangnya, citra orang Betawi yang terus-menerus
ditampilkan di layar televisi adalah orang Betawi yang malas bekerja, berebut
warisan, berkelahi dengan keluarga, kalaupun sekolah sifatnya mengaji gaya
kampung. Karena pada umumnya mereka masih mempunyai sikap yang sama dengan
pendahulunya, seperti tidak kemaruk pangkat, tidak mempunyai ambisi yang
terlalu tinggi, hidup bagaikan mengikuti aliran air atau ke mana angin berembus.
3. Sistem Kekerabatan Masyarakat
Dalam
penarikan garis keturunan, mereka mengikuti prinsip bilineal, artinya menarik
garis keturunan kepada pihak ayah dan pihak ibu.Adat menetap nikah sangat
tergantung kepada perjanjian kedua pihak sebelum perpisahan berlangsung.Ada
yang menetap secara patrilokal maupun matrilokal.Masyarakat Betawi atau Jakarta
asli dalam hal susunan masyarakat dan sistem kekerabatanya, pada umumnya
menganut sistem patrilineal
4. Sistem Peralatan Hidup

Betawi memiliki perkembangan yang bisa dikatakan paling
pesat dari semua daerah yang tersebar di Indonesia.Begitu juga dengan pesatnya
perkembangan teknologi yang dialami di Jakarta.
Teknologi Suku Betawi didatangkan dari negara asing,
seperti senjata api, kapal laut, kompas, teropong, peralatan pabrik dan
bercocok tanam, dan lain sebagainya.
Masyarakat Betawi banyak mengadaptasi perkembangan
peralatan teknologi yang di buat di Jepang.Sayang untuk dikatakan, tetapi
masyarakat Betawi merupakan konsumen yang memiliki sifat ‘konsumtif’ yang
secara langsungmempengaruhi negara kita.
5. Sistem
Bahasa
Bahasa Betawi merupakan bahasa sehari-hari suku asli ibu
kota negara Indonesia yaitu Jakarta. Bahasa ini mempunyai banyak kesamaan
dengan Bahasa resmi Indonesia yaitu Bahasa Indonesia.Bahasa Betawi merupakan
salah satu anak Bahasa Melayu, banyak istilah Melayu Sumatra ataupun Melayu
Malaysia yang digunakan dalam Bahasa Betawi, seperti kata “niari” untuk hari
ini.Ciri khas Bahasa Betawi adalah mengubah akhiran “A” menjadi “E”.sebagai
contoh, Siape, Dimane, Ade Ape, Kenape.
6. Sistem Kesenian
Suku Betawi memiliki banyak kesenian yaitu :
a. Tari Betawi
b. Musik betawi
c. Ondel-ondel
d. Cerita rakyat
e. Lenong
7. Sistem Religi
Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi
yang menganut agama Kristen Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit
sekali.Menurut H. Mahbub Djunaidi kebudayaan betawi sebagai suatu subkultur
hampir tidak bisa dipisahkan dengan agama Islam.Agama Islam sangat mengakar
dalam kebudayaan Betawi terlihat dalam berbagai kegiatan masyarakat betawi
dalam menjalani kehidupan.
D.TRADISI PERNIKAHAN
A. Makna
Tradisi Pernikahan
Perkawinan dalam masyarakat Betawi merupakan salah satu
daur hidup yang sangat penting.Dalam pelaksanannya, rangkaian upacara
perkawinan tersebut tak terlepas dari adat-istiadat yang berlaku dan masih
dipegang teguh oleh masyarakat Betawi. Dalam rangkaian upacara perkawinan Betawi, ada beberapa langkah yang harus dihadapi oleh calon
penganten yang antara lain: ngedelengin, ngelamar, bawa tanda putus, akad
nikah, kebesaran, acare negor, dan pulang tige ari.
Perkawinan bagi banyak masyarakat dianggap sangat
penting.Perkawinan dipandang sebagai peristiwa sosial dan agama.Perkawinan
bukan saja bermakna sebagai peralihan dari masa lajang ke kehidupan berumah
tangga tetapi juga dipandang sebagai pemenuhan kewajiban agama.Di samping itu,
perkawinan juga dipandang sebagai suatu wadah untuk menunjukkan gengsi
kemasyarakatan.
B. Beberapa fungsi dari upacara
daur hidup antara lain:
1. Fungsi
religius, yaitu meredam kekhawatiran akan adanya malapetaka yang akan
menimpa suatu masyarakat tertentu apabila tidak melaksanakan upacara daur hidup.
2. Fungsi
sosial, yaitu sebagai aktivitas untuk menumbuhkan kembali semangat
kehidupan sosial antara warga masyarakat dan juga sebagai kontrol sosial.
3. Fungsi
kepariwisataan, yaitu strategi untuk menarik wisatawan yang dapat
menghasilkan modal wisata
Terdapat pula nilai-nilai yang terkandung dalam daur
hidup suatu kebudayaan tertentu, antara lain:
1. Nilai
kegotongroyongan
2. Nilai musyawarah
E.ALUR
PERNIKAHAN
A. Tahapan
dalam Rangkaian Upacara Pernikahan Betawi
1. Ngedelengin
Untuk sampai ke jenjang perkawinan, sepasang
muda-mudi (sekarang) biasanya melalui tingkat pacaran yang disebut berukan.Masa
ini dapat diketahui oleh orangtua kedua belah pihak, tetapi tidak asing kalau
orangtua kedua belah pihak tidak mengetahui anaknya sedang pacaran.Sistem perkawinan pada masyarakat Betawi pada
dasarnya mengikuti hukum Islam, kepada siapa mereka boleh atau dilarang
mengadakan hubungan perkawinan.Dalam mencari jodoh, baik pemuda maupun pemudi
bebas memilih teman hidup mereka sendiri.Karena kesempatan untuk bertemu dengan
calon kawan hidup itu tidak terbatas dalam desanya, maka banyak perkawinan
pemuda pemudi desa terjadi tersebut dengan orang dari lain desa. Namun
demikian, persetujuan orangtua kedua belah pihak sangat penting, karena
orangtualah yang akan membantu terlaksanakannya perkawinan tersebut.
Biasanya prosedur yang ditempuh sebelum
terlaksananya perkawinan adalah dengan perkenalan langsung antara pemuda dan
pemudi.Bila sudah ada kecocokan, orangtua pemuda lalu melamar ke orangtua si
gadis.Masa perkenalan antara pria dan wanita pada budaya Betawi zaman dulu
tidak berlangsung begitu saja atau terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi,
diperlukan Mak Comblang seperti Encing atau Encang (Paman dan bibi) yang akan
mengenalkan kedua belah pihak.Istilah lain yang juga dikenal dalam masa perkenalan
sebelum perkawinan dalam adat Betawi adalah ngedelengin. Dulu, di daerah
tertentu ada kebiasaan menggantungkan sepasang ikan bandeng di depan rumah
seorang gadis bila si gadis ada yang naksir. Pekerjaan menggantung ikan bandeng
ini dilakukan oleh Mak Comblang atas permintaan orangtua si pemuda.Hal ini
merupakan awal dari tugas dan pekerjaan ngedelengin.Ngedelengin bisa dilakukan siapa saja termasuk si
jejaka sendiri.Pada sebuah keriaan atau pesta perkawinan biasanya ada malem
mangkat.Keriaan seperti ini melibatkan partisipasi pemuda.Di sinilah ajang
tempat bertemu dan saling kenalan antara pemuda dan pemudi.Ngedelengin juga
bisa dilakukan oleh orangtua walaupun hanya pada tahap awalnya saja.Setelah menemukan calon yang disukai, kemudian Mak
Comblang mengunjungi rumah si gadis.Setelah melalui obrolan dengan orangtua si
gadis, kemudian Mak Comblang memberikan uangsembe (angpaw) kepada si
gadis.Kemudian setelah ada kecocokan, sampailah pada penentuanngelamar. Pada
saat itu Mak Comblang menjadi juru bicara perihal kapan dan apa saja yang akan
menjadi bawaan ngelamar.
2. Ngelamar
Bagi orang Betawi, ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari
pihak keluarga laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none
mantu) kepada pihak keluarga wanita. Ketika itu juga keluarga pihak laki-laki
mendapat jawaban persetujuan atau penolakan atas maksud tersebut.Pada saat
melamar itu, ditentukan pula persyaratan untuk menikah, di antaranya mempelai
wanita harus sudah tamat membaca Al Quran.

Yang harus dipersiapkan
dalam ngelamar ini adalah:
a. Sirih
lamaran

b. Pisang
raja

c. Roti
Buaya

d. Hadiah Pelengkap

Para utusan
yang tediri atas: Mak Comblang, Dua pasang wakil orang tua dari calon tuan
mantu terdiri dari sepasang wakil keluarga ibu dan bapak.
4. Bawa tande putus
Cincin belah rotan
Tanda putus bisa berupa apa saja. Tetapi biasanya pelamar
memberikan bentuk cincin belah rotan sebagai tanda putus. Tande putus artinya
bahwa none calon mantu telah terikat dan tidak lagi dapat diganggu gugat oleh
pihak lain walaupun pelaksanaan tande putus dilakukan jauh sebelum pelaksanaan
acara akad nikah.
Masyarakat Betawi biasanya melaksanakan acara ngelamar pada hari
Rabu dan acara bawa tande putus dilakukan hari yang sama seminggu sesudahnya.
Pada acara ini utusan yang datang menemui keluarga calon none mantu adalah
orang-orang dari keluarga yang sudah ditunjuk dan diberi kepercayaan.
Pada acara ini dibicarakan:
a. Apa
cingkrem (mahar) yang diminta
b. Nilai
uang yang diperlukan untuk resepsi pernikahan
c. Apa
kekudang yang diminta
d. Pelangke
atau pelangkah kalau ada abang atau empok yanng dilangkahi
e. Berapa
lama pesta dilaksanakan
f. Berapa
perangkat pakaian upacara perkawinan yang digunakan calon none mantu pada acara
resepsi
g. Siapa
dan berapa banyak undangan.
5. Akad Nikah
Sebelum
diadakan akad nikah, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah
yang terdiri dari:
a. Masa
dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau
tukang rias.Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan,
dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi hari akad nikah
nanti.
b. Acara
mandiin calon pengatin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad
nikah.Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu
selama sebulan oleh dukun manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan itu,
mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar
pernikahannya kelak berjalan lancar.
Acara mandiin calon
pengatin wanita

c. Acare tangas
atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang tujuanya untuk
membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal. Pada
prosesi itu, mempelai wanita duduk di atas bangku yang di bawahnya terdapat air
godokan rempah-rempah atau akar pohon Betawi. Hal tersebut dilakukan selama 30
menit sampai mempelai wanita mengeluarkan keringat yang memiliki wangi rempah,
dan wajahnya pun menjadi lebih cantik dari biasanya.
d. Acara ngerik atau
malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong
dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting. Selanjutnya melakukan
malam pacar, di mana mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan
pacar.

Arak-arakkan calon pengantin pria menuju
ke rumah calon istrinya
Setelah rangkaian tersebut dilaksanakan, masuklah pada
pelaksanaan akad nikah. Pada saat ini, calon tuan mantu berangkat menunju rumah
calon none mantu dengan membawa rombongannya yang disebut rudat. Pada prosesi
akad nikah, mempelai pria dan keluarganya mendatangi kediaman mempelai wanita
dengan menggunakan andong atau delman hias.Kedatangan mempelai pria dan
keluarganya tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan atas kedatangan
mereka.
Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain:
a. Sirih nanas lamaran
b. Sirih nanas
hiasan
c. Mas
kawin
d. Miniatur
masjid yang berisi uang belanja
e. Sepasang roti
buaya

f. Sie
atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin
g. Jung atau
perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga
h. Hadiah
pelengkap
i. Kue
penganten
j. kekudang
artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none
calon mantu sejak kecil sampai dewasa.
Pada prosesi ini mempelai pria tidak boleh sembarangan memasuki
kediaman mempelai wanita.Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk
bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”.
Buka Palang Pintu

Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan
jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang
Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran.Semua itu merupakan syarat di mana
akhirnya mempelai pria diperbolehkan masuk untuk menemui orang tua mempelai
wanita.
Dialog
buka palang pintu :
Pu’un kamboja kembang
kuburan
Kembangnye rontok di
tenge taman
Tuan Raja ude kagak
sabaran
Pengen ketemu Tuan
Putri nyang ade di kedieman
Pisang raje matengnye
ditusuk
Daon kelape dibuat
alasnye
Kalo emang abang
pengen masuk
Ape ude tau
syaratnye…?
Pu’un duku di Batu
Ampar
Kelape ijo jatohnye ke
tane
Cuman Tuan Putri atu
nyang langgar
Kalo emang jodo kagak
lari, ape syaratnye?
Ngomong aje lu sebakul
Bise-bise juragan
dibandring batu
Kalo ngomong nyang
betul
Coba adepin aye punye
Palang Pintu…!
Pada saat akad nikah, mempelai wanita memakai baju kurung dengan
teratai dan selendang sarung songket.Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi
asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong.
Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang
menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung
plakat, hem, jas, serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang
dipakai saat resepsi dimulai.Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang
dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menjadi tanda haraan agar rumah
tangga selalu rukun dan damai.

mempelai pria membuka cadar yang
menutupi wajah pengantin wanita
Setelah upacara pemberian seserahan dan akad nikah, mempelai
pria membuka cadar yang menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah
benar pengantin tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya.Kemudian
mempelai wanita mencium tangan mempelai pria.Selanjutnya, keduanya
diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade).Pada saat inilah dimulai
rangkaian acara yang dkenal dengan acara kebesaran.

Tarian kembang
Adapun upacara tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta
untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul dengan pembacaan doa yang berisi
wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua belah pihak yang tengah
berbahagia.
6. Acare
Negor
Sehari setelah akad nikah, Tuan
Penganten diperbolehkan nginep di rumah None Penganten.Meskipun nginep, Tuan
Penganten tidak diperbolehkan untuk kumpul sebagaimana layaknya
suami-istri.None penganten harus mampu memperthankan kesuciannya selama
mungkin. Bahkan untuk melayani berbicara pun, None penganten harus menjaga
gengsi dan jual mahal. Meski begitu, kewajibannya sebagai istri harus
dijalankan dengan baik seperti melayani suami untuk makan,minum,
dan menyiapkan peralatan mandi
Untuk menghadapi sikap none penganten tersebut, tuan penganten menggunakan strategi yaitu dengan mengungkapkan kata-kata yang indah dan juga memberikan uang tegor. Uang tegor ini diberikan tidak secara langsung tetapi diselipkan atau diletakkan di bawah taplak meja atau di bawah tatakan gelas.
Untuk menghadapi sikap none penganten tersebut, tuan penganten menggunakan strategi yaitu dengan mengungkapkan kata-kata yang indah dan juga memberikan uang tegor. Uang tegor ini diberikan tidak secara langsung tetapi diselipkan atau diletakkan di bawah taplak meja atau di bawah tatakan gelas.
7. Pulang
Tige Ari
Acara ini berlangsung setelah tuan raje
muda bermalam beberapa hari di rumah none penganten. Di antara mereka telah
terjalin komunikasi yang harmonis. Sebagai tanda kegembiraan dari orangtua Tuan
Raje Mude bahwa anaknya memperoleh seorang gadis yang terpelihara kesuciannya,
maka keluarga tuan raje mude akan mengirimkan bahan-bahan pembuat lakse
penganten kepada keluarga none mantu.
B. Adat
Menetap setelah Menikah
Dalam masyarakat dan kebudayaan Betawi,
adat tidak menentukan di lingkungan mana pengantin baru itu harus tinggal
menetap. Pengantin baru diberi kebebasan memilih di mana mereka akan menetap.
Walaupun pada masyarakat dan kebudayaan Betawi berlaku pola menetap yang
ambilokal atau utrolokal, tetapi ada kecenderungan pada pola menetap yamg
matrilokal atau unorilokal.
C. Petasan dalam adat
pernikahan orang betawi
Semakin berjalannya waktu, ternyata adat orang betawi yang memeriahkan
acara pernikahan dengan petasan masih ada dan tidak hilang. Itu sudah membutikan
bahwa kita sebagai orang asli indonesia harus bangga dengan mempunyai banyaknya
kebudayaan unik yang ada di dalam negri sendiri.
Meski awalnya petasan ini di adaptasi dari kebudayaan cina yang dibawa
oleh pedagang-pedagang tiong hoa.Namun menurut Alwi Shahab sejarawan Betawi
memiliki arti simbolis, petasan dalam tradisi Cina dan Betawi yaitu sebagai
alat komunikasi.“Pada jaman dulu jarak rumah penduduk berjauhan. Untuk
memberitahu bahwa ada pesta pernikahan atau khitanan orang menyalakan petasan,”
Dan menurut beberapa literatur Cina tercacat bahwa bubuk mesiu pertama
kali ditemukan pada masa Dinasti Sung (960-1279). Orang Cina menemukan bubuk
mesiu yang merupakan campuran dari potasium nitrat, sulfur, hingga charcoal
yang jika digabungkan dengan oksigen akan menimbulkan ledakan dan cahaya yang
menyembur. Selain digunakan dalam peperangan ketika Cina hendak menghadang
ekspansi Mongol yang dipimpin oleh Kaisar Kubelai Khan pada tahun 1279, mesiu
juga digunakan untuk penyemarakan pesta tradisi Cina yaitu pernikahan dengan
spiritualitas dasar: mengusir roh-roh jahat yang bisa saja mengganggu perayaan
dan pesta.
PESAN-PESAN
Kebudayan Betawi itu tidak statis, tetapi dinamis dan berkembang
sepanjang waktu.Ia menyerap berbagai unsur budaya baik lokal maupun global dan
mengolahnya menjadi bagiandari tradisi. Makna petasan dari waktu ke waktu terus
mengalami sekularisasi.Pada kebudayaan Cina ada unsur mistisnya yaitu mengusir
roh-roh jahat, pada kebudayaan Betawi berkembang menjadi sarana komunikasi dan
pada bulan suci puasa semakin sekular yaitu penyemarakan suasana waktu buka
puasa maupun saat sahur. Petasan menjadi bagian dari entertainmenTdan hingga
saat ini menyalakan petasan dalam cara pernikahan orang-orang betawi masih
terus ada.
F. TRANSKIP PEMBICARAAN WAWANCARA DENGAN
NARASUMBER
Narasumber : Kong Anin (sesepuh setu babakan)
Sebelum melakukan proses wawancara, kami telah meminta
izin dan mengatur waktu untuk wawancara dengan narasumbernya.
A : “ Ada apa saja di pernikahan adat betawi?”
B : “Ya kalo di pernikahan betawi bisa diadakan
dengan cara besar bisa juga dengan cara kecil- kecilan tinggal bagaimana kemampuan
kita”
A : “Contoh
pernikahan dengan cara kecil-kecilan?”
B : “Contoh yang
kecil itu: yang penting penghulu,wali, dan calon pengantin kalo buat perempuan.
Selesai akad nikah selametan (syukuran) udah beres.”
A : “Contoh
pernikahan dengan cara yang besar gimana?”
B : “Bisa pake
palang pintu dan palang pintu itu sekarang jutaan kan kalo orang kecil engga
mampu, kalo yang punya banyak uang kan bisa. Nah kalo pas palang pintu sebelum
pengantin pria kerumah pengantin perempuan si pengantin pria membawa jagoan dan
si pengantin perempuan siap jago diadu kalo jago laki kalah berarti engga
lulus, kalo yang jagoan perempuan kalah (kalo udah diatur) boleh masuk.”
A : “Waktu lamaran
apa aja yang dibawa?”
B : “Ya kalo
lamaran juga bisa dikecilin bisa juga digedein.
kalo dengan cara kecil bagi
yang engga mampu. Ajak RT,temen deket 3-4 orang,wali. Sebelum melamar diatur
dulu sama RT untuk mewakili lamaran ke orang tua perempuan, kalo pihak
perempuan menerima diserahkan uang lamarannya.”
A : “Kalo lamaran dengan cara
yang besar?”
B : “Kalo cara besar itu ada
atau membawa roti buaya sepasang gitu, kalo zaman dulu bawa sirih, ikan gabus,
tembakau rokok, kinangan gitu nanti kalo selesai bawa duit roti buayanya
dipotong-potong kemudian ikan gabusnya dipotong-potong dibagikan ketetangga
walau sarang segini (sedikit) itu ciri khas menandakan ada lamaran (bawa duit)
“
A : “ Berapa lama acara
perayaan pernikahan di adat Betawi?”
B : “ Kalo acara begitunya mah
paling ya dari pagi sampe jam 12 siang, selesai udah beres.
kadang-kadang pas dihari H
hajatan paginya duduk nikah misalnya penghulu sanggupnya jam berapa? Misal jam
9, sekalian hajatan misalnya sbtu-minggu, minggu misalnya dihari H nya itu pagi
jam 9 nikah (ijab kabul) udah gitu pengantin di riasin, duduk di pelaminan
nerima undangan.”
A : “ada syarat-syarat khusus
engga di pernikahan adat Betawi?”
B : “Ya engga ada. Paling ijab
kabul kan dimana juga kalo udah ijab kabul kan udah,. Ijab kabul disaksiin dan
saksi bilang sah yaudah jadi deh sepasang suami istri.”
KETERANGAN :
A =
PEWAWANCARA
B =
NARASUMBER/INFORMAN
G.FOTO DOKUMENTASI
H.DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment