Skip to main content

ILMU SOSIAL DASAR

Disusun Oleh
SAFNA PRASETIONO
NPM: 16116761
BAB 1
ILMU SOSIAL DASAR
A. Pengertian.
      Ilmu sosial dasar merupakan pengetahuan yang mempelajari atau menelaah tentang permasalah sosial di dalam masyarakat yang diharapkan dapat memeberikan pengetahuan dasar tentang konsep - konsep yang dikembang untuk mengkaji permasalah manusia. Berdasarkan ilmu filsafat yang dianggap sebagai panduan dari ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu : 
Ilmu - Ilmu alamiah ( Natural Science )
Bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam amal semesta
untuk mengkaji hal ini perlu menggunakan metode ilmia. Dengan cara menuntukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan dan dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas.
Ilmu - Ilmu Sosial ( Social Science )
Bertujuan untuk mengkaji keteraturan yang terdapat dalam hubungan manusia atau dalan interaksi manusia untuk menkaji hal ini sangat diperukan pula ilmiah.
Pengetahuan Budaya ( The Humanities )
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan yang bersifat manusiawi hal ini menggunakan metode pengungkapan pristiwa dan kenyataan yang bersifat unik.
          Maka dari itu pelajaran Ilmu Sosial Dasar di berikan kepada mahasiswa sebagai program studi atau matakuliah umum dalam rangka untuk memberikan pengetahhuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala - gejala sosial.
B. Tujuan.
          Ilmu Sosial Dasar bertujuan untuk pengembangan dan pembentukan keperibadian sertamemperluas wawasan agar tidak terjadi gejala - gejala sosial. Setidaknyaa ada beberapa tujuan dari ilmu sosial dasar yaitu :
A.   Menyadari dan memahami adanya masalah sosia dan kenyataan sosial dalam masyarakat.
B.   Peka terhadap masalah sosial dan tanggapan untuk ikut serta dalam usaha - usaha menanggulanginya.
C.   Menyadari dalam permasalahan sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mempelajarinya.
D.   Memahami ilmu pengetahuan lain dari para ahli shingga dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka untuk menengulangi permasalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

C. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar.
          Ilmu sosial dasar terdiri dari permasalahan yang timbul pada masyarakat untuk dipelajari, hal tersebut hendaknya terlebih dahulu mengidentifikasi kenyataan sosial dan memamhami sejumlah konsep sosial tersebut. sehhingga dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1.    Kenyataan - kenyataan sosial yang ada pada masyarakat yang secara bersama - sama merupakan permasalah sosial tertentu.
2.    Konsep sosial atau pengertian tentang kenyataan dibatasi dengan konsep dasar atau elementer yang sanggat diperlukan untuk mempelajari permasalah sosial dalam ilmu sosial dasar.

3.    Permasalahan sosial yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan yang saling berkaitan.
    Sumber:
http://ariefsz.blogpsot.co.id/2009/12/isd-pengertian-tujuan-isd-dan-ips.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmu_sosial

BAB 2 
PERTUMBUHAN PENDUDUK
A. Penjelasan.
          Pertumbuhan penduduk adalah sebuah perubahan populasi penduduk sewatu - waktu dan dapat pula di hitung sebagai perubahan dalam jumlah individu menggunakana perwaktu "unit" untuk pengukuran. sebutan pertambahan penduduk merunjuk pada semua spesies, namun mengarah pada manusia. Berikut ini sebuah tabel pertumbuhan penduduk. 
Perkembangan penduduk dunia dari tahun 1830 - 2006 
Tahun
Jumlah Penduduk
Perkembangan Pertahun
1830
1 Miliyard
-
1930
2 Miliyard
1 %
1960
3 Miliyard
1,7 %
1975
4 Miliyard
2,2 %
1987
5 Miliyard
2 %
1996
6 Miliyard
2 %
2006
7 Miliyard
2 %
·                      Penggandaan penduduk dunia.
Tahun
Perkiraan Penduduk
Waktu
800 m
5 Juta
-
1650
500 juta
1500
1830
1 Miliyard
180
1930
2 Miliyard
100
1975
3 Miliyard
45
          Dapat kita simpulkan bahwa setiap pertumbuhan penduduk pada suatu negara mencapai 2x lipat dari setiap tahunya, bahkan bisa mencapai 3x lipat pada setiap tahunya. Hal ini membuktikan bahwa setiap pertumbuan penduduk di setiap negara sangaat pesat.
B. Faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk.
Dari setiap pertumbuhan negara pasti memiliki beberapa faktor sehingga dapat menyebabkan pesatnya pertumbuhan penduduk suatu negara yang di sebabkan dari faktor, berikut ini adalah faktor penyebab pertumbuhan penduduk. 
-       Kematian.
Kematian adalah hilanganya tanda - tanda kehidupan manusia atau akhir dari perjalanan hidup manusia yang bersifaat permanen. Dengan kematian berkuranglah pertambahan penduduk dan untuk menghitung bersarnya kematian sama dengan menghitung besarnya jumlah kelahiran. banyaknya kematian sangat di pengaruhi oleh faktor pendukung maupun penghambat kematian.
-       Kelahiran.
Kelahiran adalah bertambahnya jumlah pertumbuhan penduduk, jumlah kelahiran lebih besar dibandingan jumlah kematian hal ini yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk yang semangkin pesat.
-       Imigrasi
Imigrasi adalah perpindahan seseorang atau penduduk dari suatu negara ke negara lain yang dimana iya bukan termasuk warganegara berpindah secara menetap. Tuntu saja hal ini lah yang dapat memnyebabkan bertambahnya penduduk di setiap negara.
           Dari faktor tersebut hal yang dapat mengurangi pertumbuhan penduduk hanyalah kematian namu di jaman saat ini pemerintah melakukan penghambatan, pertumbuhan penduduk salah satunya dengan membuat program keluarga berencana sehingga menghambat pertumbuhan penduduk. Namun hal tersebut masih kurang untuk menghambat pertumbuhan penduduk.
C. Rumus Tingkat Kematian Kasar.
CDR = D / P . K
Keterangan    :  
CDR  = Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar ).
D       = Death ( Jumlah Kematian Pada Tahun Tertentu ).
P       = Jumlah penduduk pada pertengan tahun tertentu.
K      = Bilanga Konstata Seribu.
D. Rumus Tingkat Kematian Khusus.
ASDRx = Dx / Px . Kx
Keterangan   :  
ASDRx = Angaka kematian khusus umur tertentu.
Dx         = Jumlah kematian umur tertentu pada satu tahun.
Px          = Jumlah penduduk pada umur tertentu.
K           = Bilangan konstata 1000.
E. Angka Kelahiran.
          Angaka kelahiran adalah angka yang menunjukan lahirnya seorang bayi yang dapat membahkan pertumbuhan penduduk dari setiap 1000 penduduk setiap tahunnya. angka kelahiran dapat debedakan menjadi tiga keriteria yaitu :
1.    Angka kelahiran dapat dikatakan tinggi apa bila angka kelahiran > 30 per tahunnya.
2.    Angka kelahiran dapat dikatakan sedang apa bila angka kelahiran 20 - 30 per tahunnya.
3.    Angka kelahiran dapat dilatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahunnya.
F. Pengertian dan Akibat Migrasi. 
          Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ketampat lain dengan bertujuan untuk menetap dan melewati batas administratif  ( Migrasi Internal ). Dengan kata lain, migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ( negara ) ke daerah ( Negara ) lainnya. Setidaknya terdapat dua dimensi penting dalam penelaahan migrasi yaitu, dimensi ruang dan dimensi waktu. Berikut ini adalah akibat dari migrasi.
-       Kepadatan penduduk di bidang ekonomi.
Dampak kepadatan penduduk di bidang ekonomi adalah pendatan perkapita masyarakan dibawah rata - rata atau berkurang sehingga daya beli masyarakan menurun. hal ini dapat menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan sehingga pengangguran semangkin meningkat.
-       Kepadatan penduduk di bidang sosial.
Dampak di bidang sosal berasal dari tidak dapatnya seseorang untuk bekerja yang dikarnakan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga timbul tidakan keriminal atau kejahatan. Selain itu pula banyaknya penduduk yang berpindah dari desa ke kota untuk mencari sebuah pekerjaan. Hal ini pula dapat berdampak pada lingkuan dan kesehatan masyarakan.
-       Kepadatan penduduk terhadap lingkungan.
          Dampak kepadatan penduduk terhadap linkungan dikarnakan jumlah penduduk yang semangkin meningkat sehingga kebutuhan pokok harus terpenuhi hal terebut hal tersebut berdampak negatif terhadap lingkuangan sebagai contoh pencemaran dan polusi penamabahan subtansi lingkungan akibat aktifitas manusia.
G. Macam - Macam Migrasi dan Proses Migrasi.
          berikut ini adalah macam - macam migrasi.
-       Emigrasi        : Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negeara lain.
-       Imigrasi         : Masuknya kedalam suatu daerah negara tertentu.
-       Urbanisasi     : Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
-       Transmigrasi : Perpindahan penduduk antar pulau dalam suatu negara.
-       Remigrasi     : Kembalinya penduduk ke negara asalnya.
Poses migrasi penduduk dari asal ke daerah tujuan.
-       Dalam memilih tempat tujuan para imigrasi cenderung memilih daerah yang terdekat dari daerah asalnya.
-       kurangnya kesempatan bekerja di daerah asalnya dan adanya kesepatan kerja di daerah tujuanya hal ini merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
-       Terdapat informasi penting di daerah tujuannya sehingga menyebabkan seseorang untuk bermigrasi.
-       Semangkin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang semangkin tinggi seseorang untuk melakukan mobillitasi tersebut.
-       Semangkin tinggi pendapatan seseorang, maka semangkin tinggi pula frekuensi mobilitas seseorang tersebut.
H. Jenis Struktur Penduduk. 
-       Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal atau berdomisili pada suatu wilayah atau daerah yang memiliki mata pencarian tetap dan tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut.
-       Kepadatan Penduduk.
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang banyak dibanding dengan wilayahnya yang tidak dapat membendung penduduk sehingga menyebabkan kepadatan penduduk.
-       Komposisi Penduduk.
Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. keriteria tersebut antara lain usia, angkatan kerja, jenis kelamin, dan rasio ketergantungan.
 I. Bentuk Piramida Penduduk. 
A.   Bentuk Piramida Stasioner.

Piramida ini berbentuk merata shingga menyebutnya membentuk sebuah geranat pada piramida tersebut memiliki tingkat kematian dan kelahiran seimbang atau tetap. Ciri piramida ini terdapat di negaran maju, berikut ciri - ciri piramida penduduk stasioner :
A.   Penduduk pada setiap kelompok umurnya hampir sama.
B.   Tingkat kelahiran rendah.
C.   Tingkat kematian rendah.
D.   Pertumbuhan penduduk melekati nol atau lambat.
B.   Bentuk Piramida Tua ( Contructif ).

                  

      
Piramida ini bentuknya seperti batu nisan yang menunjukan bahwa tingkat kelahiran yang rendan dan tingkat kematian yang sangat tinggi, maka terjadilah pertumbuhan penduduk yang sangat rendah bisa dikatakan rendah karna jumlah kematian yang sanggat tinggi.
Berikut ini adalah ciri - ciri dari piramida tua ( Contructif ).
1.            Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit dibandingkan
dengan jumlah usia tua. 
2.            Sebagian penduduk berusia dewasa atau tua.
3.            Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
4.            Tingkat kelahiran rendah dibandingkan dengan tingkat kematian.
Bentu Piramida Muda.
                               

Bentuk piramida tersebut menyerupai limas, tingkat kelahiran dari piramida tersebut sangatlah tinggi sedangkan kematian sangat rendah. hal ini menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak piramida sepertini terdapat di negara berkembang,
berikut ini ciri - ciri piramida muda.
1.    Tingkat kelahiran bayi yang sangaat tinggi.
2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi.
3.    Usia tua sedikit Jumlahnya.
4.    Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda.
J. Rasio Ketergantungan. 
           Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang berkisaran berumur 0 - 14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk yang berumur 65 tahun keatas ini desebut sebagai bukan pekerja, dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun sebagai pekerja. beriku ini adalah rumusan dari rasio ketergantungan.

K. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
A.   Zaman Batu Tua ( Paleolitikum ).
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari batu untuk penunjang hidupnya. Alat pada zaman batu tua berbentu kasar seperti kapak genggam yang digunakan untuk memburu atau mencari makanan. 
Menurut para ahli perhistory, bangsa Porto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolitikum berupa kapak batu besar maupun kecil persegi - segi berasal dari cina selatan, ke hilir sungai besar sampai ke ssemenanjung malaka lalu menyebar ke sumatraa, jawa, kalimantan, nusa tenggara, sampai ke flores dan sulawesi.
B.   Zaman Batu Muda ( Neolithikum ).
Pada zaman ini manusia sudah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencari atau melebur logam dari biji besi dan menuangkan kedalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karna itu mereka mampu membuat senjata untuk penunjang hidupnya.
berikut ini ciri - ciri dari zaman batu muda.
1.    Mukai menetap dan membuat rumah.
2.    Membentuk kelompok masyarakat.
3.    Berternak dan memenuhi kebutuhan hidup.
4.    Bertani.
 L. Kebudayaan Hindu, Budha, Dan Islam.
A.    Kebudayaan Hindu Budha.
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
B.    Kebudayaan Islam.
Abad ke 15 dan 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11. Pada umumnya islam masuk ke indonesia tanppa adanya paksaan, islam pula masuk ke indonesia melalui para pedagang arab saudi yang berdagan dan bertempat tingga di indonesia untuk menyebarkan agama islam.
 Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan.
M. Kebudayaan Barat.
          Unsur kebudayaan barat memberikan corak lain dari kebudayaan dan keperibadian bangsa Indonesia. Masuknya kebudayaan barat ke Indonesia ketika kaum penjajah atau kolonialis masuk ke Indonesia yang paling utama bangsa Blanda. dengan adanya Voc dan berlanjut sampai dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota - kota setiap provinsi muncul bangunan - bangunan dengan gaya arsitekstur barat.

          UUD'45 Memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada di daerah - daerah di seluruh indonesia. Dalam hal ini kebudayaan menuju keara kemajuan budaya dan persatuan dengan tidak menolak kebudayaan asing yang dapat memajukan kebudayaan bangsa itu sendiri.
DISUSUN OLEH:
KEVIN SETIAWAN
NPM: 13116873
BAB 3 
Individu, Keluarga, dan Masyarakat
1.  Pertumbuhan Individu
1.1. Pengertian Individu
            Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam bersosialisasi.
1.2. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
            Sedangkan perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan.
1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
A. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
B. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
C. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
2. Fungsi Keluarga
2.1. Pengertian Fungsi Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.
Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga batih didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin. Lain halnya dengan consanguine family. Keluarga hubungan kerabat sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat.
Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada satu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan. “Kesatuan keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau keluarga luas

2.2. Fungsi Keluarga
Beberapa fungsi keluarga diantaranya sebagai berikut:
A. Fungsi Pengaturan Keturunan
 misalnya dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan harta kekayaan, serta pemeliharaan pada hari tuanya.
B. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan
Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. 
C. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi
 Fungsi ini jarang sekali terlihat pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang atau hilang sama sekali. 
D. Fungsi Pelindung
Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara.
E. Fungsi Penentuan Status
status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan lainnya. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
F. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, 
G. Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup.
3. Individu, Keluarga, dan Masyarakat
3.1. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu  “kulawarga” “ras” dan “warga” yang berarti anggota adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
3.2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih  abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
3.3. Golongan Masyarakat
Masyarakat Majemuk
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
Masyarakat Majemuk Indonesia
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubungan kekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selalu diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di Hindia Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau primitif.
            Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan mereka yang belum mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.
            Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah penjajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer telah memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalam segala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan kerakusannya yang luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi secara habis habisan baik yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumber daya manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompok minoritas dalam perspektif penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang yang amat menyengsarakan mereka, kemerdekaan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta. 
3.4. Perbedaan antara Kelompok Masyarakat Non Industri dan Industri
1. Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah: Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.
2. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
4. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
4.1. Makna Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayahibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
4.2. Makna Keluarga
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
4.3. Makna  Masyarakat
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala-gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok  atau anggota masyarakat.
4.4 Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
5. Urbanisasi
5.1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
            Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. 
Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi :
–          Kehidupan kota yang lebih modern
–          Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
–          Lapangan pekerjaan di kota yang lebih luas
–          Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi :
–          Lahan pertanian semakin sempit
–          Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
–          Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
–          Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
Keuntungan Urbanisasi :
–          Memoderenisasikan warga desa
–          Menambah pengetahuan warga desa
–          Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
–          Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
5.2. Proses Terjadinya Urbanisasi
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja.
          Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
SUMBER:

BAB 4

PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
1.1. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
1.2. Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”. Dan sosialisasi juga merupakan proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. 
1.3 Internasilasi, Belajar, dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
1.4 Proses Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk kepribadiannya dilingkungan masyarakat, dan dapat berfungsi sebagai peranan di kelompok individu.
Ada teori proses sosialisasi yang paling umum digunakan, yaitu teori Charles H. Cooley dan teori George Herbert Mead.
Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept).
1.5 Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
2. Pemuda dan Identitas
2.1 Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

2.2 Pengertian Pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
2.3 Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
• Sikap Apatis.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
• Ketidakmampuan untuk Terlibat.
• Perasaan Tidak Berdaya
• Pemujaan Akan Pengalaman

2.4 Potensi- potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
2.5 Tujuan Pokok Sosialisasi
Yaitu:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
  
3. Perguruan dan Pendidikan
3.1 Mengembakan Potensi Generasi Muda
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina, digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
3.2 Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
A. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu. Tujuannya adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Macam-macam pendidikan:
o   Pendidikan umum
o   Pendidikan kejuruan
o   Pendidikan akademik
o   Pendidikan profesi
o   Pendidikan vokasi
o   Pendidikan keagamaan
o   Pendidikan khusus

B.  Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
- Perguruan tinggi negeri
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
- Perguruan tinggi swasta,
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
3.3 Alasan Untuk Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi
- Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
- Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda lainnya.
- Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
- Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya

SUMBER:
  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
  3. https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pola-dasara-pembinaan-dan-pengembangan-pemuda/
  4. https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/
  5. https://www.siswapedia.com/pengertian-komposisi-penduduk-dan-macamnya/

Comments

Popular posts from this blog

SINOPSIS DRUNKEN MARMUT

Judul Buku : Drunken Marmut Penulis : Pidi Baiq Warna kulit : Sawo matang Warna rambut : Hitam Tinggi : 155 sentimeter Jumlah gigi : 35 buah Kelakuan : Baik Jabatan : Imam besar The Panasdalam Hobbi : Beribadat kepada Tuhan yang maha esa Kesan dan Pesan hidup di bumi : Menyenangkan dan berbahagialah Binatang favorit : Heina, Luwak, Sigung, dan Tonggeret Makanan pokok : Nasi No.PIN ATM : 563854 Agama : Islam Jenis suara : Mezosopran Kabar : Allhamdulillah sehat Golongan darah : O Penerbit : DAR Mizan Tebal : 204 halaman, paperback Cetakan Pertama : Agustus 2009             Novel yang di adaptasi dari kehidupan nyata sang penulis ini membuat saya terkagum-kagum, karena kekonyolan yang tidak biasa. Hampir semua novel karya Pidi Baiq itu bagus-bagus, mungkin saya salah satu penggemarnya.                          Cara penulisannya dan penyampaian di dalam novel ini juga sangat bagus sehingga akan membuat setiap pembacanya akan senang da

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Sejarah Neural Network Perkembangan ilmu Neural Network sudah ada sejak tahun 1943 ketika Warren McCulloch dan Walter Pitts memperkenalkan perhitungan model neural network yang pertama kalinya. Mereka melakukan kombinasi beberapa processing unit sederhana bersama-sama yang mampu memberikan peningkatan secara keseluruhan pada kekuatan komputasi. (eacharya.inflibnet.ac.in) Hal ini dilanjutkan pada penelitian yang dikerjakan oleh Rosenblatt pada tahun 1950, dimana dia berhasil menemukan sebuah two-layer network, yang disebut sebagai perceptron. Perceptron memungkinkan untuk pekerjaan klasifikasi pembelajaran tertentu dengan penambahan bobot pada setiap koneksi antar-network. 1943    : Waffen McCulloh dan Walter Pitts merancang model matematis dari sel-sel otak. 1949    : Hebb menyatakan informasi dapat disimpan dalam koneksi-koneksi antar neuron. 1958    : Rosenblatt mengembangkan konsep dasar tentang perceptron untuk klasifikasi pola. 1982    : Kohonen mengembangkan meto

Bahasa Inggris Bisnis 2 - Tugas 1

What Will You Do Next 5 Years ? By calling on the name of the most generous and most famous god. I dont't know what i will do in the next 5 years. I believe the past is black and white, the future is grey, and today is colorful. Maybe my plan for the future is to become a whole person, have lots of money and lots of friends. I hope i can do great things in this world, even if it doesn't materialize it won't be a problem for my life. The most important thing in my life is that i remain who i am, better than i was before. I let everything go as it should, what i will achieve in the next 5 years then i will fight and try my best. hopefully in the next 5 years i read this again and writed what i have achieved and done. Good luck, lots of money, happy and long life for everyone.